Cara Mengerjakan Porogapit yang Benar

Cara Mengerjakan Porogapit yang Benar

Sistem perhitungan yang biasa diajarkan sekolah memang seringkali masih belum berhasil dipahami oleh para siswa misalnya porogapit. Cara mengerjakan porogapit cenderung sulit bagi para siswa apalagi yang memang lemah dalam menghitung.

Sejak dulu porogapit yang juga disebut dengan istilah pembagian susun, dimana metode ini akan memudahkan menghitung pembagian. Karena masih ada yang belum mengerti mengenai metode dalam matematika ini maka, akan dijabarkan berikut ini :

Apakah Porogapit Itu

Istilah porogapit asalnya adalah dari bahasa Jawa yaitu poro yang artinya bagi dan juga gapit atau pengapit. Porogapit merupakan sebuah metode pembagian bersusun yang dilakukan dengan membuat garis gapit diantara bilangannya.

Umumnya metode untuk cara mengerjakan porogapit ini diajarkan dan dipakai pada kelas 3 sekolah dasar sampai kelas 6. Pembagian dengan metode tersebut adalah untuk memudahkan proses perhitungan dengan nominal yang banyak yaitu ratusan dan ribuan.

Kemampuan menghitung operasi pembagian dengan angka besar ini penting dikuasai karena diperlukan sebagai alat perhitungan matematika. Porogapit biasa diajarkan untuk anak SD karena pada usia tersebut pemikiran mengenai hal abstrak dan juga hipotesis masih kurang.

Cara Mudah Mengerjakan Porogapit

Pada dasarnya, cara mengerjakan porogapit adalah membagi bilangannya dengan diuraikan menjadi bilangan yang habis dibagi pembaginya. Pembagian tersebut dilakukan mulai dari nilai terbesar sampai yang terkecil sampai habis.

Untuk pengerjaan soal-soal porogapit, para siswa perlu memahami langkah-langkah operasi pembagiannya terlebih dulu. Pertama, buatlah gambar pembagian bersusun yang dilengkapi oleh garis pengapit yang juga disebut porogapit.

Gambar ini nantinya akan dipakai untuk memudahkan proses pengerjaan porogapit yang dilakukan. Siswa kemudian harus menulis angka pembagian di porogapitnya misalnya, dalam soal yang diminta pembagian 48 dengan 4, maka langkah dan cara mengerjakan porogapit adalah :

  • Lihat angka yang akan dibagi, yaitu 48 lalu, ambilah angka yang berada di paling depan yaitu angka 4.
  • Selanjutnya, carilah perkalian 4 yang juga menghasilkan angka 4, perkaliannya yaitu 4 x 1 = 4, kemudian letakkan angka 1 tersebut pada hasil bagi.
  • Lanjutkan lagi dengan mengalikan hasil bagi tadi yaitu angka 1 dengan angka pembaginya yaitu 4, sehingga didapatkan 1 x 4 = 4, letakkan hasilnya di bawah angka yang dibagi pada bagian puluhan.
  • Selanjutnya, 4 dikurangkan dengan 4 sehingga diperoleh hasil 0 lalu, turunkanlah angka 8 ke tempat nilai satuannya.
  • Lakukan lagi langkah pada bullet yang ke dua yaitu mencari perkalian 4 dengan hasil yang mendekati angka 8, maka ketemunya adalah 4 x 2 = 8.
  • Setelah itu, letakkan angka 2 dari perkalian tadi pada tempat hasil bagi tepatnya di bagian satuan.
  • Kemudian, hasil baginya dikalikan bersama angka pembagi, maka yang diperoleh adalah 2 x 4 = 8.
  • Letakkan angka 8 tadi tepat di bawah yang dibagi yaitu pada bagian satuan, kemudian kurangi 8 dengan 8 jadi, hasil sisa pembagiannya adalah 0.

Setelah langkah-langkah tersebut semuanya telah dilakukan dan didapatkan bahwa hasilnya adalah 0 artinya pengerjaan porogapit sudah selesai. Pada pengerjaan ini hasilnya tidak selalu 0 karena pada beberapa kondisi akan berupa desimal.

Meskipun demikian, jika angka yang dioperasikan sudah tidak dapat dibagi angka berapapun artinya pengerjaan selesai. Pada contoh hasilnya adalah 0 artinya sudah tidak tersisa, dan jawabannya ada di atas garis porogapit yaitu 12.

Kelemahan Perhitungan Porogapit

Cara mengerjakan porogapit jika dilihat berdasarkan penjelasan langkah diatas memang tidak begitu sulit. Maka, jika sering melakukan perhitungan metode ini bisa kadi siswa akan mahir dalam mengerjakannya.

Sayangnya seperti metode lainnya, porogapit juga mempunyai kekurangan yang membuatnya tidak begitu dapat diandalkan. Biasanya untuk memperoleh hasil pembagian yang cepat, cara lain yang akan digunakan, karena kelemahan dalam cara mengerjakan porogapit ini yaitu :

  • Sistem penulisannya yang berbentuk vertikal sangat mungkin berujung dengan kesalahan letak dan berhitung.
  • Jalur perhitungan saat menulis sisinya sering bergantian atas bawah sehingga sangat mudah menimbulkan berbagai kesalahan jika tidak teliti.
  • Bagi siswa yang tingkat pemahaman berhitungnya lemah, metode ini dinilai cukup membingungkan.

Itulah cara mengerjakan porogapit yang ternyata memiliki pola pembagian yang khusus dan harus diikuti dengan mutlak. Meskipun mempunyai kelemahan, porogapit tetap dianjurkan untuk dikuasai agar kemampuan berhitung bisa maksimal.

Share this post